TOBA – Percepatan pembangunan Toba Caldera Resort (TCR) di
Kabupaten Toba, Sumatra Utara terus dikebut. Meskipun sedikit meleset di tengah
hambatan pandemik COVID-19. Pembangunan berfokus pada infrastruktur dasar.
Sepert akses jalan, saluran air dan beberapa fasilitas pendukung lainnya.
Pembangunan itu semakin cepat semenjak pemerintah
mendapatkan sertifikat Hak Pengelolaan Lahan (HPL) seluas 386 hektar. Nantinya
TCR diprediksi akan menjelma seperti Nusa Dua Bali. Pembangunan tetap
berorientasi pada kesejahteraan masyarakat setempat. Khususnya yang berada di
tiga desa, Sigapiton, Pardamean Sibisa dan Motung.
Direktur Destinasi BPODT Tata Syafaat Ridwanullah
mengatakan, sejauh ini progres pembangunan TCR cukup baik. Beberapa penyusunan
perencanaan terus digarap.
“Kementerian PUPR sudah melakukan penyusunan rencana induk
(masterplan) dan sudah mengarah ke Detail Engineering Drawing (DED),” ujar
Tata, Senin (31/8).
Saat ini, pengembangan kawasan masih dilakukan di bagian
Selatan. Pemerintah sudah merampungkan akses jalan sepanjang 1,9 Km. Sudah
dimulai sejak 2019 lalu.
“Sekarang ini dari Balai Jalan Nasional, meneruskan tahap
kedua. Nanti totalnya sekitar 8 Km,” ujarnya.
Untuk perencanaan seperti pembangunan pagar kawasan hingga
gerbang masuk juga sudah dirampungkan. BPODT masih menunggu perampungan DED
lanskaping dan utilitas penunjang lainnya hingga akhir 2020. Sehingga bisa
digarap pada 2021.
“Karena kita saat ini juga terkena dampak penghematan
anggaran, pagar yang harusnya sudah terbangun tetapi kami harus reschedule.
Tapi kita percepat di 2021 dan 2022,” ujar Tata.
Setelah semua utilitas dasar rampung, giliran investor yang
akan membangun berbagai amenitas. Saat ini, pemerintah sudah memiliki The
Kaldera Toba Nomadic Escape yang sudah rampung dan bisa dinikmati wisatawan.
“Bersamaan dengan pembangunan itu, kalau ada investor yang
akan melakukan pembangunan, kita akan langsung mulai,” ujarnya.